Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Sulsel

Puluhan Mahasiswa NTT Menggelar Aksi Panggung Bebas Ekspresi Di Hari Pahlawan

×

Puluhan Mahasiswa NTT Menggelar Aksi Panggung Bebas Ekspresi Di Hari Pahlawan

Sebarkan artikel ini

Mata Jurnalis News, Sulsel –  Aliansi Mahasiswa Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berdomisi di Makassar melakukan dialog dan panggung bebas ekspresi dalam rangka mengawal kasus intimidasi terhadap masyarakat adat Besi Pae dan pembangunan Jurassic Park di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur,  salasa (10/11) kemarin.

Dari data yang diperoleh Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 10-11 dini hari. Dimana Rangkaian kegiatan yang dilakukan mahasiswa NTT yakni dialog dan panggung bebas ekspresi.

Kegiatan tersebut merupakan aksi protes mahasiswa NTT yang berdomisili di kota Makassar atas kebijakan politik pemerintah provinsi NTT dan pemerintah pusat yang di nilai sangat dictator, otoriter dan represif.

“Tuntutan kami berharap agar diketahui oleh masyarakat NTT secara umum, karena tercatat sampai saat ini, pemerintah telah membuka karpet merah untuk investor yang berinvestasi di provinsi NTT. Khususnya di Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). Pemerintah provinsi NTT dalam hal ini Gubernur NTT (Viktor Bungtilu Laskodat), dan juga telah merampas tanah adat milik masyarakat adat Basi Pae dengan cara yang tidak manusiawi”. Tegas Yoris (Koord Aksi).

Tambahnya, kami mendesak KLHK untuk segera mencabut izin usaha perusahaan-perusahaan swasta dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

Adapun perusahaan swasta yang ingin berinvestasi di TNK yaitu; PT. Komodo Wildlife Ecotoursm (KWE) dan PT. Segara Komodo Lestari (SKL) PT. ini telah mendapatkan izin dan SK dari Kementrian Kehutanan (KEMENHUT).

Diketahui Kedua PT tersebut berinvestasi dengan membagun hotel, coffe, restorant dan villa. Proses pembangunan ini akan mengancam keberlangsungan hidup komodo dan habitat makhluk hidup lainnya didalam kawasan TNK.

Yoris juga mengungkap bahwa, keaslian alam kawasan wisata Taman Nasional Komodo seharusnya di pertahankan tanpa harus diganggu dengan masuknya pembangunan beton.

“Kami mendesak pemerintah provinsi NTT agar mengembalikan tanah milik masyarakat adat Basi Pae secara resmi, dan tanpa memboikot, mengintimidasi dan semacamnya. Karena, tindakan tersebut merupakan tindakan yang dinilai sangat peremanisme yang dilakukan pemprov NTT.” tegasnya.

Pada aksi ini, Mahasiswa NTT mengeluarkan tuntutan berupa, Hentikan segala bentuk perencanaan pembangunan di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).

“Kami mendesak LHK segera, dan mencabut IUPSWA beberapa PT yang ingin berinvestasi di Taman Nasional Komodo (TNK), Mengutuk keras gubernur NTT menghentikan tindakan peremanisme terhadap masyarakat adat Basi Pae di Kabupaten Timur Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Menolak direlokasikan masyarakat adat Besi Pae dan masyarakat yang berada di Pulau Komodo,” tutup Yoris.

(Muhsin)