MATA JURNALIS NEWS, GOWA – Kepala Puskesmas (Kapus) Rohaya Bontolempangan II Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel) Diduga melakukan penjualan obat herbal Produk MLM (Multi level marketing) terhadap Pasien.
Dimana pasien menilai obat yang ditawarkan merupakan produk MLM itu dijadikan lahan bisnis untuk kepentingan pribadinya.
“Bahkan kerap kali menawarkan obat atau suplemen diluar daripada yang disediakan puskesmas. Memanfaatkan jabatan untuk jualan.” ungkap salah satu pasien yang nggang disebut namanya.
Lanjut Dia Katakan, iye begitu kalau ada jabatan, ada bisnis satu kali jalan toh, istilahnya sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
“Saya pernah dirawat di Puskesmas itu (Bontolempangan II) tiba-tiba langsung ja dibukakan itu obat, dikasih minum ya katanya bagus, jadi pas pulang disuru bayar bersamaan dengan pembayaran perawatan,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Presiden Toddopuli Indonesia Bersatu (TIB), Syafriadi Djaenaf Daeng mangka mengatakan Penjualan obat yang sifatnya multi level perlu ada pengkajian.
“Kalau benar pihak puskesmas menjual obat yang bersifat Multi Level perlu ada pengkajian apakah obat yang ditawarkan aman tidak jika dikonsumsi pasien. Sesuai ngak dengan resep dokter”jelas Deng mangka kepada wartawan pada Rabu (28/8/24) .
Lanjut Deng mangka, Perlu juga diketahui apakah obat herbal tersebut Punya izin edar dari Dinas Kesehatan Provinsi serta Kepala Badan POM setempat atau tidak jangan sampai obat yang dikonsumsi memiliki efek samping yang berbahaya bagi pasien.
“Memang ada beberapa obat yang tidak ditanggung BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sehingga wajar saja jika pihak dokter menawarkan obat lain yang manfaat lebih baik. Akan tetapi harus disampaikan dulu kepada pihak keluarga pasien mau tidak, karena tidak semua memiliki uang.” Tutup Daeng Mangka.
Sedangkan Kepala Puskesmas (Kapus) Bontolempangan II Rohaya saat dikonfirmasi matajurnalisnews.com Kamis (29/8) lewat pesan WhatsApp pribadinya membenarkan obat tersebut merupakan produk Multi Level.
“Iye pak benar kami memang menawarkan obat herbal produk Multi Level terhadap pasien, jika obat kimia yang mereka konsumsi tidak mengalami perubahan. Tapi saya tidak pernah memaksa untuk membeli produk tersebut, kecuali kalau pasien sendiri yang mau,” tegasnya.