Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Kab. Barru

Kadis Pertanian Barru Gelar Studi Komparatif di Bandung, Ini Tujuannya!

×

Kadis Pertanian Barru Gelar Studi Komparatif di Bandung, Ini Tujuannya!

Sebarkan artikel ini
Peserta Studi Komparatif saat berfoto didepan kantor Kementerian Pertanian Badan Standardisasi Instrumen Pertanian di Sukamandi Bandung Jawa Barat

MATA JURNALIS NEWS, BARRU – Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Barru Ir Ahmad terus berupaya mencari sulusi terkait turunnya jumlah ekor sapi di wilayah Kabupaten Barru Sulawesi Selatan (Sulsel).

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) bahwa jumlah populasi sapi bali kabupaten Barru tahun 2022 sebanyak 59.875 ekor lebih dan sementara tahun 2024 sebanyak 34.534 ekor lebih.

Hal ini disebabkan adanya penyakit (Virus) Jembrana yang menyerang sapi Bali.
Penyakit Jembrana dapat ditularkan melalui kontak langsung antara sapi yang terinfeksi dan sapi yang sehat.

Menindak lanjuti hal itu Kadis Pendidikan memberikan bekal kepada pera penyuluh pertanian, peternakan, petugas Cybert BPP, dan pendamping untuk mengikuti kegiatan di Jawa Barat.

“Studi komparatif ini bertujuan agar dapat mengimplementasikan cara mengatasi hewan ternak jika tiba-tiba mengalami sakit,” ujar Kamis, (24/10/2024).

Lanjut ia katakan, Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para penyuluh dalam melaksanakan tugas sebagai pembina dan pendamping petani.

“Dengan demikian, diharapkan Sumber Daya Manusia (SDM) penyuluh mampu menguasai dan mengadopsi teknologi produktif, sehingga produktivitas hewan ternak di Barru bisa meningkat.” paparnya.

Besarnya pengurangan populasi sapi diakibatkan oleh mewabahnya penyakit PMK dan disusul penyakit Jembrana yang menyerang sapi Bali.

Ia menuturkan hal tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan untuk mengatasi hal tersebut.

“Menurut Dirjen Peternakan Kementan RI bahwa sampai saat ini obat untuk mengatasi penyakit tersebut belum ada, jika mau mengadakan harus di pesan dari luar negeri dan harganya sangat mahal. Upaya yg dilakukan adalah pencegahan melalui vaksinasi.” Jelasnya.

Ahmad berharap, penyuluh pertanian di harapkan mampu mengakselerasi dan mengimplementasi teknologi produksi khususnya peningkatan produksi padi melalui keragaman varietas yang toleran dan berumur genjah.

“Hal ini mendukung presiden terpilih (Prabowo) dan program menteri pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional. Maka penyuluh melakukan kunjungan di BSIP (Badan Standardisasi Instrumen Pertanian) padi nasional di Sukamandi subang.” Tandasnya.