MATA JURNALIS NEWS, BARRU – Surat Pernyataan yang meminta Direktur Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Waesai Barru Sulawesi Selatan (Sulsel) Ahsan Jafar Mundur dinilai terdapat keganjalan.
Hal itu disampaikan Direktur PDAM Ahsan Jafar saat dijumpai matajurnalisnews.com Rabu, (21/8) Dirinya mengatakan adanya tanda tangan surat pernyataan dari semua karyawan yang meminta saya mundur perlu dicek kebenarannya.
“Terkait tanda tangan itu benar adanya, akan tetapi dikroscek dulu apakah tanda tangan tersebut benar atau tidak,” kata Ahsan Jafar.
Lanjut Ahsan Jafar, sayapun kaget kenapa ada surat penyataan seperti itu yang dilakukan oleh karyawan saya naik di media, akhirnya saya tanya beberapa teman-teman, ternyata lain yang disampaikan lain yang didalam isi surat.
“Yang disampaikan kepada teman-teman terkait penyusunan tarif untuk dibawah ke Bupati (Suardi Saleh) namun ternyata tidak. Bahkan ada beberapa tanda tangan diwakili. sampel tanda tangannya sudah ada sama saya nanti saya sampaikan ke bupati langsung.” Tambahnya.
Lanjut Dia Katakan, Kan banyak Karyawan hanya lembaran kedua saja yang diperlihatkan isi surat penyataan tidak, sehingga mereka langsung tanda tangan saja. Bahkan ada yang meminta dihapus tanda tangannya karena komplen dengan kop suratnya (Direktur PDAM Mundur).
“Jadi ada oknum ini yang sengaja melakukan hal ini, bahkan parahnya lagi didalam surat pernyataan tersebut terdapat stempel yang sama sekali tidak saya ketahui,” sebut Direktur PDAM Barru.
Salah satu Staf PDAM Barru Andi Idras yang juga ikut bertanda tangan didalam surat pernyataan tersebut mengatakan, surat pernyataan tersebut tidak benar.
“Waktu itu saya di telpone sama Fadly ((Kasubag Perencanaan) diminta untuk tanda tangan terkait gaji katanya mau dibawa ke pak bupati, cuma waktu itu saya lagi diluar sementara kerja lapangan. Jadi mereka yang wakili. Namun saya kaget saat saya lihat isi surat tersebut ternyata berbeda dengan apa yang dia sampaikan kesaya. Maka dari itu saya pribadi mengatakan tidak pernah menyetujui surat pernyataan tersebut ” Tegasnya
Dimana sebelumnya Direktur PDAM diminta mundur lantara semenjak kepemimpinannya selalu merugi akibat kurang tegas dan tidak kompeten di PDAM, terutama kesejahteraan karyawan.
“Kemarin memang sempat tersedak gajinya khusus direksi, akan tetapi gaji karyawan tetap normal sehingga kami tekankan untuk melakukan penagihan tunggakan Alhamdulillah normal. Nanti tersedak saat pembayaran THR (Tunjangan Hari Raya) yang disediakan dengan pendapat,” jelasnya.
Bahkan direktur PDAM sempat disindir karyawan terkait gaji 13 yang tidak dibayarkan lantaran kondisi perusahaan tidak baik.
“Terkait Gaji 13 tahun ke 3 kan sudah kami bayarkan, karna waktu itu masih ada anggaran. bahkan saya katakan pada waktu itu di keuangan jangan ditahan-tahan karena itu hak mereka karena itu Gaji 13 itu merupakan bonus tahunan. itupun dilihat dari kondisi keuangan perusahaan.” tuturnya.
Lebih jauh ia katakan, Sehingga saya sempat konsultasi ke bagian keuangan bisa tidak gaji 13 mereka dicarikan. Jawabnya tidak Lantaran Kondisi pendapatan berkurang.
“Perlu saya sampaikan kenapa anggaran tiap bulannya berkurang karena pemasukan hanya 800 sedangkan biaya operasional 900, otomatis kita gunakan dana kas untuk menutupi kekurangan itu, belum lagi kalau ada perjalanan dinas harus kita hadiri.” Tutup Direktur PDAM Barru.
