MATA JURNALIS NEWS, Maros – Pentingnya membudayakan literasi dalm kehidupan sehari-hari mendorong Dosen FKM UMI melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) tentang keterampilan literasi digital dan pengolahan ubi jalar sebagai MPASI di Aula Desa Pucak, Tompobulu, Maros (24/9/2022).
Kegiatan tersebut juga membentuk masyarakat menjadi lebih melek huruf dan berkelanjutan. Hari international literacy yang di selenggarakan setiap dibulan September telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai hari Literasi di Indonesia.
Oleh karena itu, LPkM UMI menyelenggarkan kegiatan pelatihan keterampilan literasi digital dan pengolahan Ubi jalar sebagai makanan pendamping ASI (MPASI) yang bertujuan untuk penurunan stunting.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh tim pengabdi dari Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Farmasi UMI. Desa Pucak dipilih menjadi lokasi kegiatan karena dikenal sebagai penghasil ubi jalar. Sehingga sangat cocok pengembangan makanan bergizi berbahan lokal.
Hasriwiani Habo Abbas selaku ketua tim pengabdi dan anggota Dr. Hasnaeni, dan Dr. Abd Gafur menjelaskan pentingnya keterampilan literasi digital, dalam meningkatkan kemampuan mencari akses pentingnya makan bergizi melalui literasi digital dalam penyusunan menu makanan MPASI berbahan olahan ubi jalar dan pencegahan Stunting dan pentingnya air bersih dan sanitasi.
Pelatihan keterampilan literasi digital tersbut diikuti oleh ibu-ibu PKK dan Kader sebagai bagian dari kelompok Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).
Ketua tim pengabdi yang akrab disapa Nani mengatakan, ibu PKK dan kader sebagai kelompok KADARZI diberi keterampilan literasi digital sehingga mampu menyusun menu makanan sehat dan bergizi berbahan local. Dan, murah serta mudah didapatkan sehingga membantu pemerintah dalam percepatan penurunan stunting dan juga sebagai change of knowledge di masyarakat.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami ibu-ibu karena penyusuan menu dan pembuatan makanan sehat dan bergizi sesuai umur balita kami sangat susah untuk membuatnya dan biasa juga anak-anak kita bosan dengan makanan yang tidak bervariasi baik rasa, bentuk dan warnanya, dengan pelatihan literasi digital ini kami lebih paham dan ternyata bahan-bahannya ada di sekitar desa kita dan kadang bahan-bahan seperti ubi jalar ternyata bisa dibuat anekaragam lauk dan cemilan untuk balita,” ungkap beberapa ibu-ibu yang begitu antusias mengikuti pelatihan tersebut..
Dalam kegiatan itu juga turut dihadiri Kepala Desa Pucak Abdul Razak. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat bagus karena kebetulan masalah stunting adalah masalah tertinggi di desa kami dan Desa kami juga produksi ubi jalar sangat tinggi, kadang itu ubi jalar rusak karena tidak tahu mau di olah apa, dan biasa ibunya anak-anak hanya mengolahnya kalau tidak di rebus ya di buat gorengan.
“Bupati juga mengintruksikan program Desa adalah program penurunan angka stunting mulai dari Desa,” ungkap Pak Abdul Razak Kepala Desa Pucak.
Diharapkan kegiatan tersebut akan terus berlanjut agar kejadian penurunan stunting bisa menjadi zero stunting sehingga kita akan menciptakan generasi sehat dan kuat. (*)