MATA JURNALIS NEWS, MAKASSAR – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar, Muh. Awaluddin Faturrachman menyinggung persoalan pengawalan lembaga dalam lingkup kampus perlu di massifkan melalui pengimplementasian secara nyata.
Hal itu disampaikan usai dilantik sebagai ketua BEM FKIP di Mini Hall FKIP Unismuh. Senin, (27/02/2023)
“Persoalan proses jalur koordinasi kelembagaan belum menampakkan kejelasan arah dan subtansinya, sehingga kerap kali menjadi bahan diskusi oleh beberapa kelompok mahasiswa”, kata Awal Mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Tak sampai disitu ai juga mengkritisi agar pengawalan kinerja pimpinan kampus merupakan hal terpenting dalam proses membangun harmonisasi, sehingga semua pihak kelembagaan yang dianggap sebagai miniatur negara terkecil dalam hal terkhusus BEM FKIP di anggap perlu terjun lansung untuk mengawal pimpinan kampus.
“Kehadiran BEM FKIP harus mampu merespon tidak hanya hubungan harmonisasi kelembagaan Se-FKIP, akan tetapi segala bentuk isu-isu yang terjadi dalam kampus merupakan jihad dalam mengejawantahkan nilai responsif tersebut, karena merespon artinya bergerak. Sebagaimana dua kata titik fokus tema yang kita angkat pada proses pelantikan ini, Responsif dan Kolaboratif”, ungkap Ketua Umum BEM FKIP Unismuh tersebut.
Lanjut Awal, Awal berharap dengan diadakannya Pelantikan pengurus BEM FKIP Unismuh Makassar Periode 2022-2023 dapat menjadi lokomotif solusi terkhusus mahasiswa FKIP sendiri.
“Besar Harapan BEM FKIP bisa kembali dirasakan marwahnya dan konsisten terlihat dalam kelembagaan kampus melalui kinerja-kinerja teman-teman pengurus nantinya. Kemudian keterlibatan dan support dari beberapa pihak mulai dari Pimpinan kampus, lingkup HMJ Se-FKIP serta lembaga lainnya itu bisa tetap terjalin secara harmonis. ” Tambah Awal.
Sebelumnya, Dekan FKIP Unismuh Makassar Erwin Akib, M.Pd., P.hd dalam sambutannya menyatakan bahwa BEM FKIP Unismuh Makassar perlu bekerjasama dengan lembaga lainnya dan mampu bersikap inklusif dalam segala aktivitas dan gerakannya.
“Pengurus yang baru saja dilantik harus mampu bersikap inklusif, kapan BEM FKIP bersikap ekslusif, maka kelembagaan tersebut akan ketinggalan zaman. Kata Kolaboratif dalam kegiatan ini harus mampu di implementasikan melalui penerapan kerjasama dan saling membantu dalam setiap kegiatan-kegiatan BEM FKIP,” tutup Awal.
(Penulis Aldo)