Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Makassar

HMI Makassar Kecam Kapolda Sulsel, Intimidasi Wartawan Dinilai Langgar Prinsip Presisi

×

HMI Makassar Kecam Kapolda Sulsel, Intimidasi Wartawan Dinilai Langgar Prinsip Presisi

Sebarkan artikel ini

MATA JURNALIS NEWS, MAKASSAR – Ketua Bidang Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan (PTKP) HMI Cabang Makassar, Alwi Agus, mengecam keras tindakan Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Andi Rian.

Alwi menilai bahwa sikap Irjen Andi Rian tidak mencerminkan sosok pemimpin yang dibutuhkan, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan.

Menurut Alwi, intimidasi terhadap wartawan dan penyalahgunaan kekuasaan yang diduga dilakukan oleh Kapolda Sulsel merupakan tindakan yang tidak dapat ditoleransi.

“Sikap Kapolda Sulsel bertentangan dengan prinsip Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi, Berkeadilan) yang selama ini dijunjung tinggi oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Hal ini berpotensi merusak citra institusi kepolisian,” tegas Alwi, Kamis (12/9/2024).

Alwi juga mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengambil tindakan tegas, termasuk mempertimbangkan pencopotan Irjen Pol Andi Rian dari jabatannya.

“Kami meminta kepada Kapolri untuk segera mencopot Kapolda Sulsel agar kepercayaan publik terhadap kepolisian tetap terjaga,” tambahnya.

Selain itu, Alwi menyoroti bahwa tindakan intimidasi terhadap wartawan adalah ancaman serius terhadap demokrasi dan kebebasan berpendapat di Indonesia.

“Kami dari HMI Cabang Makassar meminta agar Kapolri mengambil langkah tegas, agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang,” ujar Alwi Agus.

Diberitakan sebelumnya, seorang wartawan bernama Heri Siswanto, memberitakan adanya dugaan pungli dalam penerbitan SIM di Polres Bone, Sulawesi Selatan.

Heri mengungkapkan bahwa seorang warga mengeluhkan biaya pembuatan SIM A baru yang mencapai Rp500 ribu, lebih tinggi dari yang seharusnya.

Setelah berita tersebut viral, Kapolda Sulsel, Irjen Pol Andi Rian, bukannya memberikan klarifikasi atau membantah informasi, malah menelepon Heri dan memarahinya.

Dalam pembicaraan itu, Andi Rian mempertanyakan sikap Heri yang kerap memberitakan hal miring tentang polisi.

“Andi Rian marah-marah. Dia bilang, ‘Apa masalahmu dengan polisi, mengapa kamu sering memberitakan yang miring-miring tentang polisi? Kamu tahu nggak kalau kamu memberitakan polisi, itu kamu menghajar institusi,’” ungkap Heri menirukan ucapan Andi Rian.

Tak hanya itu, Andi Rian juga menyinggung pekerjaan istri Heri, Gustina Bahri, yang bekerja di Polres Sidrap.

Tak lama setelah pembicaraan tersebut, Gustina dimutasi ke Polres Kepulauan Selayar, jauh dari tempat tinggalnya sebelumnya.

Gustina kini tinggal bersama anak perempuannya yang berusia 4 tahun di sebuah kost sederhana di Kepulauan Selayar.

Dampak dari mutasi tersebut membuat anak Gustina terpaksa meninggalkan sekolahnya di TK Bhayangkari Sidrap.

“Anak kami harus pindah, dan kami terpaksa tinggal di tempat yang jauh dari keluarga. Apakah ini keadilan?” ujar Heri dengan nada kecewa.