Mata Jurnalis News, BARRU –Mendengarkan khatib berkhutbah adalah bagian dari kewajiban Shalat Jumat sebagai pengganti dua rakaat sebelum shalat Jumat berjamaah. Demikian yang ingin diteladankan oleh Bupati Barru Ir H Suardi Saleh M.Si, yang pekan ini melaksanakan shalat Jumat di Masjid Jami An Nur Desa Lampoko, Jumat (29/1/2021).
Beliau dengan lancar menyimpulkan kembali hikmah khutbah khatib, sebagaimana lazimnya kebiasaan Safari Jumat yang berupaya mengambil paling banyak tujuh menit, selepas shalat jumat.
“Sebagaimana hikmah dari khutbah khatib tadi, yang pertama mari kita mensyukuri Nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’Ala, nikmat kesehatan dan keselamatan dan yang kedua mendahulukan sifat qanaah, dalam berbuat dengan tetap berikhtiar,” sebut Suardi Saleh menyampaikan dengan tepat pengulangan pesan tersirat khatib di hadapan ratusan jamaah.
Beliau juga menyampaikan penekanan, akan pentingnya tetap pada kepatuhan disiplin protokol kesehatan Covid-19. Apalagi, pagi tadi, jalan keluar atas pandemi ini telah tiba di Barru, dengan diterimanya pengiriman pertama Vaksin Covid-19 sebanyak 3.080 Vial.
“Saat ini masih pandemi, angka masih tinggi dengan 223 terkonfirmasi Positif, dan 13 orang yang masih dirawat,” sebut Bupati yang selalu menyertakan nasehat 3 M (Masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) dalam tiap pertemuannya dengan rakyat yang ia cintai.
“Aja ta macapa, jaga imun dan kuatkan iman, insya Allah kita semua selamat melalui pandemi ini” pesan Bupati Barru yang membaurkan bahasa Bugis Barru dalam pidatonya.
Pada kesempatan sama, selaku Kepala Daerah, Beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada publik atas partisipasi dan kesediaannya menjaga kedamaian dalam Daerah pada perhelatan Pilkada di Desember, bulan kemarin.
Selepas itu, jamaah pun bubar kembali ke aktivitas masing-masing, namun kesempatan ini justru dimanfaatkan oleh Bupati Barru untuk memberikan ruang dan waktunya kepada pengurus masjid dan tokoh masyarakat setempat. Beliau kemudian duduk melingkar sambil nampak banyak mendengarkan, bercengkerama, dan sesekali berguyon menggambarkan harmonisnya kalangan Ulama dan Pimpinan Umara Daerah.
(*)